Archive | March, 2014

Tulisan 1

28 Mar

Tulisan Pertama

Nama saya Annisa Riska Medita. Saat ini, saya berusia 19 tahun dan sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, jurusan psikologi, semester 4. Saya adalah orang yang sangat senang bertemu dengan orang-orang baru, orang-orang yang belum pernah saya temui sebelumnya di tempat yang juga belum pernah saya datangi sebelumnya. Saya senang berteman dan bergaul dengan orang-orang baru dalam kehidupan saya, karena dengan begitu, saya akan mendapat wawasan dan pengalaman yang baru pula. Saya adalah orang yang ramah terhadap orang-orang yang ada di sekitar saya. Saya orang yang ceria dan periang. Saya selalu berpikir positif di setiap hari-hari yang jalani. Saya orang yang selalu dan mau belajar dari kesalahan yang saya lakukan. Saya selalu berpikir “saya bisa” dalam setiap hal yang akan saya lakukan, maka dari itu saya orang yang optimis dan yakin dengan apa yang saya lakukan. Saya teguh pada pendirian saya terhadap apa yang saya yakini itu benar.

Saya menyadari kekurangan dari diri saya sendiri. Saya adalah orang yang kurang sabar. Saya adalah orang terkadang kurang teliti dalam mengerjakan suatu hal. Terkadang saya suka menyalahkan diri sendiri apabila saya tidak bisa mencapai apa yang saya harapkan, padahal saya telah berusaha semaksimal mungkin. Saya sadar bahwa saya orang sedikit cuek, terkadanga saya kurang peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar saya, namun saya berusaha untuk merubah hal tersebut. Itulah saya. Saya menyadari bahwa saya memiliki kekurangan, namun saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kekurangan tersebut ke arah yang lebih baik.

Berita tentang orang yang mengalami gangguan mental:

Ada Kekerasan Seksual di Panti Asuhan Samuel

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, dari hasil visum yang dikeluarkan RSCM terhadap IC (14), salah satu bocah perempuan anak Panti Asuhan The Samuel’s Home, dipastikan, IC mengalami kekerasan seksual.
Menurutnya, dari keterangan korban serta bukti yang ada tersebut, diketahui IC disetubuhi oleh Chemy Watulingas (50) atau Samuel, pemilik Panti Asuhan The Samuel’s Home.

“Dugaan persetubuhan dengan anak asuh dikuatkan hasil visum dari RSCM,” kata Rikwanto di Polda Metro Jaya, Selasa (4/3/2014).
Rikwanto mengungkapkan, korban mengaku disetubuhi sebanyak empat kali. Perbuatan itu dilakukan baik di The Samuel’s Home maupun di apartemen Samuel.
“Persetubuhan tidak disaksikan anak asuh lain. Karena korban di bawah umur, jelas ada paksaan, di sini dengan ancaman kekerasan,” paparnya.
Rikwanto menjelaskan, saat ini pihaknya masih mencoba mendalami kasus itu ke anak-anak panti lainnya, apakah mereka juga ada yang menjadi korban kekerasan seksual oleh Samuel.
“Ini sedang didalami satu per satu dugaan itu. Ini harus pelan-pelan supaya mereka bisa bicara detail, dan ditanyakan selama diasuh apa saja yang didapatkan,” paparnya.
Dengan begini, kata Rikwanto, Samuel akan dijerat 3 pasal di UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak, yakni Pasal 77 tentang Penelantaran Anak, Pasal 80 tentang Penganiayaan Anak, dan Pasal 81 tentang Kekerasan Seksual atas Anak.
“Untuk Pasal 81 UU Perlindungan Anak, ancaman sanksi pidananya sampai 15 tahun penjara,” katanya.
Rikwanto menjelaskan, menyusul penetapannya sebagai tersangka, Chemy Watulingas alias Samuel (50) pemilik Panti Asuhan The Samuel’s Home resmi ditahan Polda Metro Jaya, Selasa (4/3/2014) siang ini. Ia dijerat kasus penelantaran, penganiayaan, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak panti asuhannya.
Rikwanto menjelaskan, Samuel telah menjalani pemeriksaan pada Senin (3/3/2014) sejak pukul 11.00 sampai 20.00 dan akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Menyusul penetapan tersangka itu, Polda Metro mengeluarkan surat penahanan atas Samuel, Selasa siang ini.
“Pukul 11.00, Selasa ini, surat perintah penahanan sudah diterbitkan. Status Samuel sudah ditahan di Rutan Polda Metro,” kata Rikwanto.
Sementara untuk istri Samuel, Yuni Winata (47), tambah Rikwanto, statusnya masih sebagai saksi.
“Untuk istrinya masih menjadi saksi, dan kemarin sudah diperbolehkan pulang,” paparnya.
Namun, kata Rikwanto, apabila ke depan ditemukan adanya tindak pidana yang dilakukannya, statusnya bisa juga ditingkatkan sebagai tersangka. “Jika ada bukti tindak pidana yang dilakukan istrinya,” kata dia.
Samuel telah menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan penganiayaan dan penelantaran anak-anak di Panti Asuhan The Samuel’s Home, di Subdit Renakta Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Senin (3/3/2014). Penyidik memeriksa Samuel sekitar 10 jam dan mencecar sekitar 57 pertanyaan.
Sementara istrinya Yuni juga telah merampungkan pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan dicecar 55 pertanyaan. (bum/warta kota)

Dikutip dari:
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/04/1445172/Ada.Kekerasan.Seksual.di.Panti.Asuhan.Samuel

Komentar:
Menurut saya, kedua pasangan suami istri pemilik panti asuhan Samuel, mempunyai kecenderungan gangguan mental. Karena dapat kita lihat bahwa si tersangka, yaitu Bapak Samuel, melampiaskan nafsu seksnya kepada anak di bawah umur, yang biasa kita sebut dengan istilah phedophilia, dimana phedophilia merupakan salah satu gangguan kesehatan mental. Kemudian, istri bapak samuel juga menunjukkan perilaku yang aneh. Sang istri mengetahu bahwa sang suami melakukan tindak pelecehan seksual, tetapi seakan-akan membiarkan hal tersebut terjadi.

Tugas 1: Pengantar Kesehatan Mental

28 Mar

Pengantar

A. Orientasi Kesehatan Mental

Orientasi kesehatan mental terdiri dari 3 orientasi, yaitu:

1. Orientasi klasik
Orientasi ini melatarbelakangi kesehatan mental pada masa awal, dimana perlu adanya kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental. Seseorang dianggap sehat apabila ia tidak memiliki keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tidak berguna, yang semuanya menimbulkan rasa “sakit” atau rasa “tidak sehat”, yang mengganggu kegiatan sehari-hari. Orientasi ini banyak dianut di dunia kedokteran.

2. Orientasi penyesuaian diri
Mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri dan norma sosial. Individu yang normal, akan mampu menyesuaikan diri, terhindar dari konflik karena mereka belajar respon yang adaptif. Intinya seseorang dianggap sehat bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang lain serta lingkungan sekitarnya.

3. Orientasi pengembangan potensi
Seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bias dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.

B. Konsep Sehat
Kata ‘sehat’ mengandung banyak pengertian.Seperti dalam dunia kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan penyakit, orang yang sehat adalah orang yang tidak memiliki penyakit.Menurut saya, sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki keseimbangan antara fisik, pikiran, psikis, emosi, dan spiritual. Jika fisik kita kuat dan segar, maka kita dapat berpikir secara jernih, pikiran kita akan menjadi positif. Pikiran yang positif akan menghasilkan jiwa dan emosi yang positif, dengan begitu, secara spiritual, kita akan bersyukur dengan keadaan tersebut. WHO (World Health Organization) juga memberikan pengertian sehat adalah suatu kondisi fisik mental dan sosial yang sempurna, dan bukan sekedar tidak sakit atau tidak cacat dan ditambah sehat secara sehat spiritual.Seseorang juga harus dapat atau diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan yang dibawa sejak lahir.Selain itu, menurut UU Kesehatan No. 23 TH 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, sehat jiwa, sosial, yang memungkinkan tiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi.
Beberapa macam konsep sehat yang lebih spesifik:

1. Sehat fisik
Adalah suatu kondisi badan yang serasi dengan tanda-tanda seperti kulit yang bersih, mata yang bersinar, rambut yang subur, tubuh tidak terlalu gemuk, nafsu makan yang baik, buang air besar dan kecil secara teratur, dan semua organ serta alat indera berfungsi dengan baik.

2. Sehat mental
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi apabila seseorang ingin dikatakan bahwa dirinya sehat mental, diantaranya:
– Merasa puas dengan dirinya sendiri, merasa bahagia, tenang, dan gembira, serta tidak konflik dan menyalahkan dirinya sendiri.
– Dapat menyesuaikan diri dengan orang-orang di dalam lingkungannya.
– Dapat mengendalikan diri sendiri dengan baik.

3. Sehat sosial
Sehat secara sosial lebih menekankan kepada kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat di lingkungannya dengan penuh rasa kebersamaan, tolong menolong, saling menghormati dan saling menghargai.

4. Sehat spiritual
Sehat secara spiritual lebih menekankan dimana kita adalah manusia, makhluk yang berbudaya dan berakal, yang akan merasakan ketidaklengkapan dari cara hidup tanpa pegangan kepada sesuatu yang bukan fisik, mental, atau sosial, tetapi supernatural.

C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Pada bagian ini, saya akan menjelaskan mengenai sejarah perkembangan kesehatan mental, yang diawali pada masa pra ilmiah, diikuti dengan masa modern.

Perkembangan Kesehatan Mental Pra Ilmiah

1. Masa Animisme
Gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitive animisme.Ada kepercayaan yang menganggap bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa.Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya.Maka, untuk menghindari kemarahannya, mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang dipersembahkan.Praktik semacam ini berlangsung mulai dari abad 7-5 SM.

2. Masa Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”. Aliran ini berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam.Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika Anda memotong batok kepala, maka Anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, tetapi Anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan Anda.”Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel(1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris.Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan di tempat tidur.Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih karena dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit.Akhirnya, di antara mereka banyak yang berhasil.Mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.

Perkembangan Kesehatan Mental Era Modern

Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit Pensylvania.Rush melakukan usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah dengan melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya, setelah usaha itu dilakukan (selama 13tahun), yaitu pada tahun 1796, di rumah mental, ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan pria.Secara berkesenimbungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.

Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mental hygiene” yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge”beserta gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford Whittingham Beers.Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah.Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia tanggal 17 Juli 1887.Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun, dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.
Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health”yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan”Psychiatric Foundation”. Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkanmelalui ”The World Federation For Mental Health” dan“The World Health Organization”

Sejarah perkembangan kesehatan mental merupakan sebuah kajian berdasarkan
factor empiris dari manusia sendiri sejak masa transisi dari masa pra sejarah (ilmiah) ke era sejarah dan masa-masa setelahnya.Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional)dan tradisional ke sikapdan cara yang rasional (ilmiah)terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit Pensylvania.

Teori Kepribadian Sehat

A. Aliran Psikoanalisa
Salah satu tokoh dari aliran psikoanalisa adalah Carl Jung.Jung memberi tekanan yang kuat terhadap ketidaksadaran.Jung adalah seorang psikiater dengan praktik pribadi yang besar, memiliki seorang istri dan keluarga, serta jabatannya sebagai seorang dosen di Universitas Zurich, Swiss.Dia memiliki kehidupan pribadi yang professional dan menguntungkan. Dalam pandangan Jung, kepribadian terdiri dari tiga system yang terpisah tetapi berinteraksi: “aku” (ego), ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. Meskipun sistem-sistem itu berbeda, namun dapat mempengaruhi satu sama lain. Ketidaksadaran kolektif adalah bagian kepribadian yang penting dan juga kontroversial.

Aku (ego) adalah alam sadar dan meliputi semua persepsi, ingatan, pikiran, dan perasaan yang selalu ada dalam kesadaran kita setiap saat.Banyak dari kesadaran kita ditentukan oleh sikap ekstraversi dan introversi. Kedua sikap ini merupakan cara yang berlawanan dalam melihat dunia dan keduanya merupakan bagian yang sangat terkenal dalam teori Jung. Seseorang yang memiliki sikap ekstraversi merupakan orang yang memiliki orientasi kepada dunia kenyataan objektif luar, orang yang terbuka, suka bergaul, dan senang bersahabat dengan orang lain. Sedangkan seseorang yang memiliki sikap introvers merupakan orang yang memiliki orientasi kepada kehidupan batin yang subjektif dan mungkin menjadi introspektif, suka menyendiri, dan malu.Dalam kehidupan manusia, biasanya salah satu dari sikap-sikap tersebut menjadi dominan dan menguasai perilakunya.Namun pada dasarnya, sikap yang tidak dominan tetap ada, meskipun pengaruhnya lebih lemah.

Jung juga mengenalkan fungsi-fungsi psikologis, yang merupakan cara-cara untuk mengamati dan bereaksi terhadap dunia luar dan dunia dalam.Menurut Jung, orang yang introvers atau ekstravers adalah sama, mereka hanya berbeda dalam hal sikap terhadap dunia yang dihadapi. Ada dua tingkat kesadaran menurut Jung dari tingkat yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.Yang terpenting dari ketidaksadaran pribadi menurut Jung adalah kompleks-kompleks, yang berarti kumpulan emosi, ingatan, dan pikiran suatu pokok yang umum.Jung meyakini bahwa kompleks-kompleks bersumber pada peristiwa masa lalu, masa kanak-kanak yang traumatis, dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman tertentu dalam evolusi spesies, yang diteruskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Gudang pengalaman-pengalaman evolusi ini adalah tingkat kepribadian yang paling dalam dan sama sekali tidak dapat dicapai, yakni ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif mengatur seluruh tingkah laku dan merupakan kekuatan yang paling berpengaruh dalam kepribadian.

Kepribadian sehat menurut Jung terletak pada proses individuasi, dimana tugas kita sebagai manusia adalah membawa konsepsi-konsepsi secara bersama-sama untuk membentuk satu keseluruhan. Yang pertama adalah proses individuasi dirumuskan sebagai suatu proses untuk menjadi seorang individu yang unik dan menjadi diri sendir si. Yang kedua adalah pengorbanan tujuan-tujuan material dari masa remaja dewasa dan sifat-sifat kepribadian yang memungkinkan seseorang mencapai tujuan-tujuan itu.Yang ketiga adalah kita harus bisa menerima biseksualitas psikologis kita.Laki-laki harus mulai mengungkapkan sifat-sifat animanya (betina) dan seorang wanita harus mulai mengungkapkan sifat-sifat animusnya (jantan).
Jung menyimpulkan sifat-sifat orang yang terindividuasi sebagai berikut:
1. Mencapai suatu tingkat pengetahuan diri yang tinggi.
2. Muncul penerimaan diri (menerima diri apa adanya).
3. Adanya integrasi diri (semua segi kepribadian diintegrasikan dan diharmonisasikan).
4. Adanya ungkapan diri (ungkapan dari semua kepribadian).
5. Penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia.
6. Menerima apa yang tidak diketahui dan misterius.
7. Kepribadian yang universal.

B. Aliran Humanistik
Salah satu tokoh aliran humanistik adalah Abraham Maslow.Maslow percaya bahwa untuk menyelidiki kesehatan psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari adalah orang yang sangat sehat. Dia kritis terhadap Freud dan ahli-ahli kepribadian lain yang berusaha memahami kodrat kepribadian dengan mempelajari hanya orang-orang yang neurotis dan individu-individu yang mendapat gangguan hebat.

Maslow menyelidiki individu-individu ini dengan menggunakan bermacam-macam teknik interview, asosiasi bebas, dan projective techniques dengan orang-orang yang masih hidup, analisis bahan biografi dan otobiografi dengan orang-orang yang sudah mati, dan menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan instinktif.Kebutuhan ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, mengaktualisasikan diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita.Jadi, potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita dipenuhi atau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan-kekuatan individual dan sosial yang memajukan atau menghambat aktualisasi-diri
Menurut Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Prasyarat untuk mencapai aktualisasi-diri adalah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah:

1. Kebutuhan fisiologis.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan akan memiliki dan cinta.
4. Kebutuhan akan penghargaan.

Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya dipuaskan sesuai urutannya, sebelum timbu kebutuhan akan aktualisasi-diri. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadapa makanan, air, udara, tidur, dan seks serta pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Apabila kebutuhan fisiologis kita terpenuhi, maka kita akan didorong oleh kebutuhan akan rasa aman, yang meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Untuk seseorang dengan pribadi yang sehat, kebutuhan akan rasa aman tidak akan berlebihan. Apabila kita mencapai suatu tingkat tertentu dari rasa aman, maka kita digerakkan untuk memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta. Kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat dengan maksud agar merasakan perasaan memiliki. Kebutuhan ini dipuaskan dengan cara membangun sebuah hubungan yang akrab dan penuh perhatian dengan orang lain, dan dalam hubungan ini, memberi dan menerima adalah sama penting.

Setelah kita cukup berhasil mencintai dan memiliki, maka kita akan membutuhkan perasaan penghargaan, baik yang berasal dari orang lain atau diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang utama, sedangkan untuk diri sendiri terbilang sulit, terutama untuk meyakinkan bahwa orang lain berpikir baik tentang diri kita. Penghargaan yang berasal dari luar, dapat didasarkan dari reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau keberhasilan.
Setetlah memuaskan kebutuhan mencintai dan memiliki, makan kita akan terdorong untuk memuaskan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi-diri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhuan kualitas dan kapasitas kita. Kita akan merasa kecewa apabila gagal untuk memuaskan kebutuhan aktualisasi-diri. Apabila demikian, maka kita tidak akan berada dalam damai dengan diri kita dan tidak bisa dikatakan sehat secara psikologis.

C. Pendapat Fromm
Menurut Fromm, ada lima kebutuhan spesifik yang berasal dari kondisi eksistensi manusia, yaitu kebutuhan akan keterhubungan, kebutuhan akan transenden, kebutuhan akan keterberakaran, kebutuhan akan identitas dan kebutuhan akan kerangka orientasi.
Kebutuhan akan keterhubungan disebut juga frame of devotion. Dalam kebutuhan ini, manusia harus menciptakan hubungan-hubungan mereka sendiri, yang paling memberi kepuasan adalah hubungan-hubungan yang didasarkan cinta produktif, yang mengandung perhatian, tanggung jawab, respek, dan pemahaman timbal balik.Kebutuhan transenden adalah kebutuhan untuk mengatasi kodrat binatangnya, maksudnya adalah menjadi orang yang kreatif dan bukan hanya menjadi makhluk belaka. Kemudian untuk kebutuhan akan keterberakaran, manusia mendambakan akar akar alamiah, mereka ingin menjadi bagian integral dunia, mereka ingin merasakan bahwa mereka memilikinya. Kebutuhan akan identitas, manusia berusaha untuk memiliki rasa identitas personal dan keunikan. Sedangkan kebutuhan akan kerangka orientasi adalah untuk menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
Menurut Fromm, kebutuhan-kebutuhan tersebut sungguh-sungguh manusiawi dan objektif. Sehingga, kepribadian sehat menurut Fromm adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan : Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
“Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
Di mata Fromm, Freud memostulatkan, orang yang mencinta mengalami dirinya terlanda oleh dambaan dan rasa kekurangan, sehingga harga dirinya direndahkan.Sebaliknya, orang yang dicinta, karena dibalas cintanya dan memiliki objek cinta, harga dirinya naik.Mencinta membuat kita lemah.Yang membuat kita bahagia adalah bila kita dicintai.

Konsep Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah proses yang diharapkan oleh individu untuk lebih dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat.Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu.Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik.
Kita tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat.

Nama : Annisa Riska Medita

Kelas : 2PA09

NPM : 10512977

Sumber:

Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-penyesuaian-diri.html

http://uin-alauddin.ac.id/artikel-79-konsep-sehat-dan-sakit.html

Supratiknya. Teori-teori Psikodinakim (Klinis). 2005. Yogyakarta : Kanisius